5 Kuliner Nusantara yang Dulunya Dikonsumsi Nelayan

abrafin.org – Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara Samudra Hindia dan Pasifik, dan karena itu mayoritas penduduknya memiliki hubungan erat dengan lautan. Sebagai hasilnya, profesi yang paling umum dijumpai dalam masyarakat adalah sebagai nelayan. Selain menjadi petani, dulunya menjadi seorang nelayan adalah profesi yang sangat umum di kalangan masyarakat Indonesia. Mereka adalah pahlawan lautan yang gigih, menghabiskan sebagian besar hidup mereka di laut, menangkap ikan dan hasil laut lainnya. Kehidupan para nelayan pada masa itu sangat bergantung pada laut, dan mereka akan menghabiskan berjam-jam di atas perahu mereka, mencari hasil tangkapan. Ini adalah tugas yang berat, dan mereka harus membawa bekal makanan untuk mengisi tenaga mereka selama berhari-hari di laut. Para istri nelayan memiliki peran penting dalam mempersiapkan bekal ini. Mereka akan menciptakan hidangan yang lezat dari bahan dasar ikan dan hasil laut yang dibawa pulang oleh suami mereka.

Kuliner Nusantara yang dihasilkan dari kehidupan nelayan ini kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Beberapa hidangan khas yang dulunya hanya dikonsumsi oleh para nelayan, seperti ikan bakar, sate ikan, dan pepes ikan, kini telah menjadi makanan yang sangat populer di seluruh negeri. Mereka menggambarkan kekayaan rasa dan keanekaragaman bahan makanan yang dapat ditemukan di Indonesia. Dalam setiap suapan, kuliner Nusantara mengajak kita untuk merasakan kekayaan alam dan budaya yang unik di setiap sudut Indonesia. Di bawah ini ada 5 kuliner nusantara yang dulunya hanya dikonsumsi oleh para nelayan, apa saja? Baca sampai habis ya!

1. Nasi Baka dari Sumatera Barat

Nasi Baka juga sering menjadi pilihan yang populer sebagai bekal untuk para nelayan di beberapa daerah di Sumatera Barat. Hidangan ini tidak hanya lezat tetapi juga praktis untuk dibawa ke laut selama perjalanan panjang mereka. Nasi Baka memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh para nelayan saat mereka berlayar di laut mencari ikan. Nama nasi baka tidak asing lagi bagi para masyarakat Sumatera Barat, terutama kota Pariaman. Masyarakat Pariaman, khususnya yang tinggal di Desa Nareh Satu kebanyaka berprofesi sebagai nelayan. Istri para nelayan ini akan menyediakan bekal nasi baka bagi para suaminya. 

Nasi Baka yang penuh dengan aroma rempah-rempah dan daging sapi yang lezat tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi para nelayan tetapi juga memberikan rasa kenyamanan dari rumah saat mereka jauh dari daratan. Itu sebabnya, Nasi Baka sering menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan nelayan di perairan Sumatera Barat dan menggambarkan betapa kuliner dapat menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari serta budaya maritim yang kuat di daerah tersebut.

2. Pindang Serani dari Jawa Tengah

Pindang Serani adalah hidangan tradisional dari Jawa Tengah yang telah menjadi favorit di kalangan nelayan. Hidangan ini merupakan contoh sempurna dari kreativitas kuliner yang muncul dari kondisi sumber daya alam yang tersedia dan kebutuhan praktis para nelayan di daerah tersebut.

Pindang Serani biasanya terbuat dari ikan segar yang telah dibumbui dengan campuran rempah-rempah khas Jawa Tengah seperti kunyit, jahe, bawang merah, dan daun salam. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan laut atau ikan sungai, tergantung pada ketersediaan di wilayah tertentu. Proses memasaknya melibatkan perebusan ikan bersama bumbu-bumbu ini hingga ikan matang dan bumbunya meresap.

Keunikan Pindang Serani adalah kemampuannya untuk bertahan lama tanpa perlu pendinginan. Ini sangat berguna bagi para nelayan yang biasanya menghabiskan banyak waktu di laut tanpa akses ke pendinginan. Hidangan ini menjadi bekal yang ideal untuk perjalanan panjang mereka, memberikan sumber protein yang kaya dan rasa yang lezat.

3. Kasuami dari Sulawesi Tenggara

Kasuami, atau kadang-kadang disebut juga kasuami manis, adalah hidangan khas dari Sulawesi Tenggara, khususnya berasal dari daerah Kepulauan Wakatobi. Hidangan ini adalah salah satu contoh kuliner nelayan yang sangat populer di wilayah ini dan telah menjadi bagian integral dari budaya makanan mereka.

Kasuami terbuat dari bahan dasar yang sederhana, yaitu sagu. Sagu adalah tepung yang berasal dari pohon sagu yang tumbuh melimpah di daerah Kepulauan Wakatobi. Untuk membuat kasuami, tepung sagu dicampur dengan air hingga membentuk adonan yang kental. Adonan tersebut kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil yang mirip dengan butiran beras.

Kasuami merupakan hidangan yang sangat praktis untuk nelayan. Tepung sagu yang digunakan sebagai bahan dasar adalah sumber karbohidrat yang baik dan dapat memberikan energi yang dibutuhkan saat berlayar di laut. Selain itu, kasuami juga tahan lama dan tidak mudah rusak, sehingga cocok untuk dibawa sebagai bekal selama perjalanan nelayan yang mungkin berlangsung berhari-hari.

Hidangan ini mencerminkan bagaimana masyarakat nelayan di Kepulauan Wakatobi telah mengembangkan kuliner mereka dengan menggunakan bahan lokal yang melimpah, dan kasuami telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan budaya makanan mereka.

4. Nasek Gulung dari Pulau Bawean

Nasek Gulung adalah hidangan khas Nusantara yang memiliki asal-usul dari Pulau Bawean dan awalnya dikonsumsi oleh nelayan yang tinggal di pulau ini. Hidangan ini adalah contoh yang menarik dari bagaimana kuliner dapat berkembang dari kebutuhan praktis nelayan yang sering menjalani waktu di laut. Nasek Gulung terdiri dari dua unsur utama: nasek (sebutan untuk nasi dalam bahasa setempat) dan gulung. Nasek ini biasanya dimasak dengan cara yang khas dan unik, di mana nasi dicampur dengan bumbu-bumbu seperti santan, garam, dan daun pandan, sehingga memberikan aroma yang khas dan rasa yang lezat. Kemudian, nasek ini dibungkus dalam daun pisang atau daun kelapa yang bersih, menciptakan gulungan yang kompak.

Keunikan Nasek Gulung adalah kemampuannya untuk bertahan lama dan tidak mudah rusak. Ini adalah hal yang penting bagi para nelayan Pulau Bawean yang sering menghabiskan waktu berhari-hari di laut. Mereka dapat membawa Nasek Gulung sebagai bekal yang praktis selama perjalanan mereka, memberikan sumber energi yang cukup dari nasi dan rasa yang khas dari santan dan bumbu-bumbu. Seiring berjalannya waktu, Nasek Gulung telah menjadi populer di kalangan penduduk lokal dan wisatawan yang ingin merasakan kuliner khas Pulau Bawean. Ini adalah contoh bagaimana hidangan yang awalnya hanya dikonsumsi oleh nelayan telah menjadi bagian dari identitas kuliner suatu daerah dan menjadi warisan kuliner yang berharga bagi Indonesia.

5. Nasi Kobel dari Madura

Nasi Kobel adalah salah satu kuliner nusantara yang berasal dari Sampang, Madura, Jawa Timur. Hidangan ini adalah contoh lain dari kekayaan kuliner Indonesia yang beraneka ragam, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner di berbagai daerah di Nusantara. Nasi Kobel terbuat dari nasi putih yang digabungkan dengan berbagai bumbu dan lauk-pauk. Hidangan ini seringkali disajikan dalam bentuk nasi yang “kobel,” yaitu nasi yang dicampur dengan berbagai bahan seperti ikan, udang, kerang, dan bumbu rempah khas Madura. Bumbu-bumbu yang digunakan untuk Nasi Kobel bisa bervariasi, tetapi umumnya termasuk bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, dan daun jeruk purut, yang memberikan hidangan ini cita rasa yang khas dan beraroma harum.

Nasi Kobel biasanya disajikan dalam bentuk yang sederhana, tetapi penuh dengan cita rasa. Hidangan ini sangat populer di daerah Sampang, Madura, dan merupakan salah satu kuliner lokal yang dihargai oleh penduduk setempat. Selain itu, Nasi Kobel juga menjadi salah satu daya tarik kuliner bagi wisatawan yang ingin mencicipi kelezatan dan keunikan makanan khas Madura.

Itulah beberapa kuliner nusantara yang dulunya hanya dikonsumsi oleh para nelayan saja. Selain lima kuliner di atas, ada berbagai macam kuliner khas Indonesia yang bisa Teman Kuliner konsumsi di bawah ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *